Pengaruh Penjajahan di Indonesia
Pengaruh Penjajahan di Indonesia
Kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia telah mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan. Bangsa Eropa selain mempraktikan kolonialismenya, juga berusaha menanamkan budaya barat di daerah-daerah yang disinggahi dan dikuasainya. Pada masa penjajahan Belanda, sistem feodalisme diperkuat dengan cara memberikan peranan yang kuat kepada Bupati dan para kepala desa sebagai petugas pemungutan pajak. Berbeda dengan masa penjajahan bangsa Inggris yang justru menghapus peranan Bupati dan kepala desa serta menghapus adanya ras diskriminasi. Tentunya hal ini sangat mempengaruhi kehidupan masyarakatnya.
![]() | |||||
| Gambar Ilustrasi (Sumber : Google) |
Pengaruh kolonial Belanda dan Inggris di Indonesia ternyata berbeda antara pulau jawa dengan luar pulau jawa, bahkan diantara daerah satu dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan beberapa hal sebagai berikut :
- Pulau Jawa oleh Belanda dan Inggris dijadikan pusat kekuasaannya di Indonesia, sehingga kebijakan yang dikeluarkan tentunya berbeda dengan pulau lainnya. Hal ini menimbulkan pengaruh budaya Barat yang sangat kuat di Jawa;
- Masa penjajahan masing-masing daerah berbeda, misalnya Maluku sudah dikuasai oleh Belanda sejak 1605, pulau Jawa Tahun 1619 dan Aceh baru Tahun 1904. Semakin lama masa penjajahan didaerah tersebut, ikatan antara penjajah dengan daerah jajahannya semakin kuat;
- Sikap penguasa daerah terhadap penjajah masing-masing daerah berbeda-beda. Ada yang menolak kedatangna penjajah, adapula yang mau bekerjasama;
- Adanya perbedaan sumber daya alam dari masing-masing daerah membuat kebijakan yang dikeluarkan berbeda. Semisal di Maluku diterapkan Sistem Pelayarna Hongi sedangkan di Jawa diterapkan sistem Cultuutstelsel, Contingenten dan lainnya.
Praktik
penjajahan Belanda yang berlangsung 3,5 Abad tersebut mempengaruhi di
berbagai bidang kehidupan, antara lain sebagai berikut :
Bidang Politik dan Pemerintahan
Belanda
menerapkan sistem pemerintahan Barat yang berdasarkan ajaran Trias
Politica dengan struktur pemerintahan yang terdiri dari Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah. Pemerintah tertinggi dipegang oleh Gubernur
Jenderal, yang merupakan Pemerintah Pusat dengan lembaga tertinggi
negaranya.
Secara
administratif, para bupati dan tuan tanah adalah pegawai Pemerintahan
Belanda yang ditempatkan dibawah pengawasan pemerintah kolonial.
Hubungan rakyat dengan Bupati terbatas pada soal administratif dan
pungutan pajak. Hak-hak yang diberikan oleh adat telah hilang dan
kepemilikan tanah lungguh atau tanah jabatan dihapus dan diganti dengan
gaji.
Bidang Ekonomi
- Penduduk mengenal teknik penanaman dan pengairan yang baik;
- Pembangunan sarana prasarana (jembatan, jalan raya, jalan kereta api) mengakibatkan semakin ramainya lalu lintas antar pulau dan wilayah;
- kerajinan wakyat terdesak oleh barang-barang impor;
- Sistem ekonomi Indonesia hancur, meskipun muncul sistem perekonomian baru, karena peranan syahbandar digantikan oleh pegawai Pemerintah kolonial Belanda.
Bidang Sosial
- Sistem feodalisme berkembang pesat, karena Belanda justru mempertajam perbedaan ras dan keturunan sehingga menyebut penduduk Indonesia dengan istilah Inlander;
- Masyarakat kota terpengaruh sistem individualisme;
- Munculnya status baru dalam masyarakat, yaitu kaum buruh;
- Munculnya perlawanan rakyat diberbagai wilayah di Indonesia yang dipimpin oleh elit tradisional.
Bidang Budaya
Pengaruh budaya Barat pada bidang seni budaya meliputi seni bangunan, seni musik, seni sastra, seni tari dan tradisi.
Bidang Agama
Masuknya
Bangsa Eropa juga membantu penyebarluasan agama yang dikenal oleh
masyarakat Indonesia sebagai agama Nasrani. Agama Nasrani masuk dan
dianut oleh masyarakat Indonesia dikarenakan peranan dari para Zending
dan Missionaris Belanda maupun Portugis. Penganut agama nasrani di
Indonesia hanya minoritas, karena Bangsa Indonesia mayoritas memeluk
agama Islam.

Komentar
Posting Komentar